Jakarta (ANTARA) - Kenaikan harga bahan bakar minyak yang akan diberlakukan pemerintah pada April mendatang dikhawatirkan memicu kenaikan harga obat generik yang akhirnya mengancam kesehatan masyarakat.
"Kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL) dipastikan berdampak meningkatkan harga obat generik esensial sehingga membebani biaya kesehatan masyarakat," kata anggota Komisi IX DPR RI Herlini Amran di Jakarta, Senin.
Oleh karenanya, politisi itu mendesak Kementerian Kesehatan (Kemkes) untuk mengendalikan harga obat generik esensial yang dibutuhkan masyarakat sesuai dengan Ketetapan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.03.01/Menkes/146/I/2010 tentang harga obat generik.
Menurut dia, harga obat generik harus selaras dengan kebutuhan masyarakat.
Legislator asal Kepulauan Riau ini juga meminta Kemkes memperkuat kontrol pengawasan harga obat generik di lapangan sehingga harga obat secara umum di pasaran merata.
Menurut data Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, saat ini volume obat generik menguasai 40 persen peredaran obat di masyarakat,
"Saya menyayangkan pemanfaatan obat generik rill-nya di berbagai fasilitas kesehatan, baru mencapai 8-11 persen saja," ujarnya.
Masalah lain yang menyebabkan harga obat di Indonesia mahal adalah terkait bahan baku obat di Indonesia yang masih mengimpor. Data Dirjen Binafar Kemenkes RI tahun 2011 mengungkapkan bahwa 95 persen bahan baku obat masih bergantung pada komoditas impor, terutama dari Cina dan India.
Sebelumnya Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih mengungkapkan, harga obat di Indonesia saat ini masih salah satu yang tertinggi di dunia.
Beberapa masalah terkait mahalnya harga obat di Indonesia antara lain di pasaran ditemukan harga obat generik bermerek yang disamakan dengan obat paten serta produsen obat di Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku obat yang menyebabkan harga produk obat menjadi mahal.
"Kemandirian bahan baku obat nasional harus segera terlaksana. Dengan demikian kenaikan jumlah keterbutuhan volume obat menjelang BPJS Kesehatan secara signifikan dapat segera diantisipasi, apa lagi dengan kenaikan harga BBM," katanya. (rr)dikutip dari yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar