Senin, 10 Desember 2012

INVESTASI: PROSES, TINGKAT KEUNTUNGAN & TINGKAT RISIKO

Proses Investasi
Husnan (1998) menjelaskan bahwa proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas yaitu menyangkut sekuritas yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut, dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Oleh karena itu, untuk mengambil keputusan tersebut maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Menentukan kebijakan investasi
  2. Analisis sekuritas
  3. Pembentukan portofolio
  4. Melakukan revisi portofolio
  5. Evaluasi kinerja portofolio
Tingkat Keuntungan
Halim (2002) menjelaskan tingkat keuntungan atau return sebagai imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini dibedakan menjadi dua, pertama return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan kedua return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor di masa mendatang. Komponen return meliputi :
1.      Capital gain
Merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder.
2.      Yield
Merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen/bunga.
Karena return saham merupakan suatu pengharapan atau ekspektasi, maka keputusan yang akan diambil oleh para investor lebih banyak didasarkan pada perkiraan tingkat return yang diharapkan (expected return). Faktor utama yang mempengaruhi besarnya expected return adalah tingkat risikonya (degree of risk)
Tingkat Risiko
Risiko yaitu besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (ER) dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya (Halim, 2002).
Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka risiko dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker)
Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih besar.
2. Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality)
Merupakan investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko.
3. Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter)
Merupakan investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko lebih kecil.
Menurut Siamat (1999) menjelaskan bahwa risiko investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Halim (2002) menjabarkan bahwa risiko-risiko yang mungkin dapat dihadapi investor tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Risiko bisnis (business risk)
Yaitu risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten.
2. Risiko likuiditas (liquidity risk)
Risiko ini berkaitaan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjual-belikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
3. Risiko tingkat bunga (interest rate risk)
Yaitu risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar.
4. Risiko pasar (market risk)
Yaitu risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain.
5. Risiko daya beli (purchasing power-risk)
Yaitu risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi, dimana perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi.
6. Risiko mata uang (currency risk)
Yaitu risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang negara lain.
Referensi:
Halim, A., (2003), Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, S. (1998), Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Jogiyanto. (2000), Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Siamat, D. (1999), Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Tandelilin, E., (2001), Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar